Menjelang detik ujian, aku belajar. Membuka lembar demi lembar buku catatan. Ah, bukan buku catatan ternyata. Hanya sebuah buku yang berisi coretan. Gambar kesenangan yang kubuat kala guru menerangkan. DAMN! Di mana catatanku! Ujarku, entah kepada siapa.
Lalu aku cari tumpukan kertas. Seingatku, di sini aku simpan. Tumpukan itu berupa kertas fotokopi, lusuh, dan menumpuk begitu saja. Ah ini, slide materi yang kucari. Seingatku dulu aku corat-coret menambah informasi mengenai materi yang diajarkan. Iya, seingatku, yang mana yang benar adalah ingatanku salah. Kertas itu bersih. Hanya guratan hitam asli tak tersentuh. Pun, tidak lusuh seperti yang lain. Artinya, akupun tidak pernah menyentuhnya. Hanya kukopi. Hanya kukopi. Entah dari kopian ke berapa.
Tiba-tiba terasa malas. Apakah aku harus mandi? Katanya dengan mandi ion-ion negatif akan hilang. Setidaknya itu yang aku simpulkan dari penelitian Masaru Emoto. Iya, mungkin. Lalu aku beranjak ke kamar mandi. Mandi. Benar kata dia, segar, ungkapku. Entahlah. Akupun lapar.
Baju kupakai setelah tubuh kukeringkan. Mungkin karena aku terlalu lama mandi, aku lapar. Kubeli makan. Kubertemu teman, berbincang, lalu pulang. Dalam bincangku tadi sempat kukata, aku mau ujian. Dan, akupun berburu dengan waktu. Aku mau ujian.
Ah, sampai kamar. Kududuk di kasur, kubuka lembar putih tadi yang aku selamatkan dari tumpukan kertas. Perlahan aku baca, aku cerna, aku mengerti. lalu aku baca lagi, aku cerna, aku mengantuk. Lalu malas menyerang, akupun kalah. Kucium bantal, akupun tidur, sambil berucap lirih. Ah, bisa belajar besok pagi.
Malam itu aku tidur. Pagiku kemudian panik luar biasa. Baru aku ingat ujian pukul 08.00. Materi yang kubaca baru satu dari tujuh materi. Alamak…