Wednesday, December 25, 2013

Mencapai Keberhasilan E-learning di Indonesia


Mendengar kata e-learning satu hal yang terfikir adalah internet. Ya, e-learning secara sederhana didefinisikan sebagai bentuk pembelajaran melalui media computer dan jaringannya. Bentuk e-learning adalah media audio visual, mesin pencari, website, atau perpustakaan dijital.E-learning ini biasanya ditawarkan suatu institusi pendidikan kepada ‘siswa’nya baik berupa siswa itu sendiri maupun masyarakat umum.



Dahulu, saat tahun 1980-an, e-learning bermula saat digunakannya CD sebagai media pembelajaran siswa di rumah. Namun, kurangnya interaksi antara siswa, materi, dan guru merupakan kelemahan e-learning saat itu. Keberadaan internet menyelesaikan masalah tersebut. Dengan adanya internet terjadi interaksi bahkan saat itu juga dan di manapun juga.

Dengan demikian, saat ini e-learning berkembang menjadi sebuah pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan siswa, materi, dan guru berinteraksi tanpa melibatkan ruang kelas dan jam pelajaran. Selanjutnya, dengan bantuan pemerintah, pembelajaran jarak jauh ini memungkinkan terjadinya kesetaraan kesempatan memperoleh pendidikan bagi siapapun tanpa dibatasi oleh status ekonomi atau hal-hal yang bersifat sosial lainnya.Keuntungan lainnya adalah pembelajaran jarak jauh memungkinkan siapapun, tua muda, laki-laki perempuan, untuk menggunakan waktu luangnya untuk belajar dan memperoleh kemampuan atau pengalaman yang ingin mereka peroleh. Sementara itu, pada tingkat pendidikan tinggi, pembelajaran jarak jauh merupakan hal yang umum yang mampu memudahkan dosen dan mahasiswanya dalam mencapai keefektifan pengajaran.

Sejak meningkatnya pertumbuhan jumlah perangkat elektronik bergerak di Indonesia, aplikasi e-learning butuh dapat diadaptasikan dalam bentuk mobile-learning atau m-learning. Di sini, konten-konten e-learning yang ada harus dapat ditampilkan dalam perangkat bergerak. Perangkat bergerak di sini adalah smartphone dan tablet.

Sementara itu, layanan internet di Indonesia telah berkembang dengan sangat baik. Hal ini menawarkan masyarakat untuk dapat memilih operator sesuai dengan kondisi keuangan dan cakupan area. Dapat dikatakan, kondisi akses internet di Indonesia saat inilah yang memungkinkan perkembangan m-learning dapat bergerak menuju arah positif.

Selain cakupan internet yang belum menjangkau setiap bagian dari Indonesia, penetrasi perangkat elektronik yang mempu mengakses internet juga masih terbatas. Perangkat elektronik ini dibutuhkan penggunanya untuk akses e-learning. Dalam hal ini, pengguna tersebut adalah sekolah beserta siswa dan gurunya, serta masyarakat umum.

Beberapa hal tersebut di atas adalah keuntungan sekaligus tantangan yang dihadapi bagi perkembangan e-learning di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang berakitan dengan penggunaan sumberdaya untuk memanfaatkan keuntungan sekaligus menghadapi tantangan tersebut.

Gambar gerak yang berisi materi pendidikan dapat dengan mudah diakses dengan perangkat pemutar gambar gerak dan komputer. Sementara itu, materi dalam bentuk flash video hanya dapat ditampilkan oleh komputer atau ponsel pintar generasi terbaru. Di sinilah terjadi jurang pemisah dalam menampilkan materi pendidikan dalam bentuk flash video. Hal ini dapat diatasi dengan cara berikut ini.

Gambar gerak yang biasa disajikan dalam bentuk VCD (video compact disc), sebaiknya disajikan dalam DVD (digital video disc). Dengan demikian, tampilan yang interaktif seperti dalam flash video dapat dimunculkan pada DVD. Perangkat pemutar DVD-pun biasanya sudah mampu memutar VCD.

Berkaitan dengan akses flash video melalui komputer, pengetahuan mengenai komputer menjadi penting. Sering para pengguna komputer tidak memperbarui perangkatlunak dan sistem operasi mereka. Hal inilah yang kadang menyebabkan konten flash video tidak bisa ditampilkan dalam komputer mereka. Alternatif yang ditawarkan adalah membuat konten flash video disajikan dalam bentuk file presentasi yang dapat ditampilkan pada komputer manapun yang memasang perangkat lunak pengolah file presentasi. Pada dasarnya, dengan pengetahuan yang cukup, konten flash video ini dapat disajikan dalam file presentasi. 

Sementara itu, penyajian konten flash video pada peramban berkaitan erat dengan peramban tersebut. Pada dasarnya, peramban versi terbaru beserta ekstensi tertentu sudah dapat menampilkan konten flash video dengan mudah. Penyaji layanan e-learning juga dapat menampilkan konten flash video mereka langsung di web tanpa menggunakan aplikasi flash video. Tentu saja terjadi penyederhanaan dalam konten dan juga animasi. Dengan cara-cara tersebut di atas, akses kepada konten e-learning dalam video flash dapat dijangkau segala lapisan masyarakat.

Di sisi lain, pengguna ponsel pintar memiliki lebih banyak pilihan. Beserta tablet generasi terbaru, ponsel pintar generasi terbaru sudah dapat memutar konten flash video. Bagaimana dengan generasi lama? Perbaruan pada sistem operasi, peramban, atau modifikasi pada sistem lunaknya dapat menjadikan perangkatnya mampu memutar flash video. Di sini, pengguna ponsel pintar menjadi penting untuk menjadi pengguna yang pintar pula. Pengguna yang mampu memahami perangkat da nisi di dalamnya.

Mesin pencari dan buku elektronik yang biasa digunakan dalam e-learning seharusnya sudah bisa diakses pengguna yang menggunakan perangkat berbasis internet. Hal ini menjadikan kedua hal tersebut bukanlah tantangan yang dihadapi di Indonesia. Namun, tetap saja, pengetahuan mengenai perangkat akses adalah penting jika suatu saat menghadapi masalah dalam menampilkan hal tersebut.

Saat ini, banyak konten e-learning diproduksi oleh ‘pemain besar’. Dalam hal ini ‘pemain besar’ tersebut adalah perusahaan penyedia konten, universitas, ataupun suatu organisasi. Konten dan bentuk e-learning yang ditawarkanpun ‘bercitarasa’ produsen tersebut. Artinya, tidak semua konten dibutuhkan pengguna. Pengguna dari sekolah bisa dengan mudah memilih apa yang akan dipelajari siswanya sesuai kebutuhan. Jika tidak ada, maka hal ini akan menjadi tantangan selanjutnya.

Apakah bisa seorang guru di sekolah membuat konten e-learning di sekolah? Selama ada akses komputer jawabannya adalah bisa. Guru dapat memanfaatkan perangkat lunak pembuat buku elektronik yang saat ini telah berkembang sedemikian rupa, bahkan, sampai dapat menampilkan gambar gerak. Guru dapat menggunakan layanan pembuatan - penyimpanan dokumen di ‘awan’ untuk membuat semacam kuisioner dan berbagai jenis dokumen lainnya. Penyimpanan di ‘awan’ ini dapat dengan mudah diakses oleh siswa melalui internet. Layanan pembuat flash video untuk e-learning juga banyak terdapat di internet. Umumnya, bentuk e-learning yang ditawarkan adalah semacam gim untuk mengalahkan musuh di mana caranya adalah menjawab pertanyaan yang ada.

Dengan kata lain, pengetahuan mengenai perangkat lunak dan internet menjadi penting bagi guru yang ingin membuatkonten e-learning. Tantangan yang muncul adalah bagaimana dengan guru ‘senior’ yang ingin membuat konten, padahal pengetahuan mengenai komputernya terbatas. Mudah saja, kolaborasi dengan guru ‘junior’, muda, atau guru teknologi informasi yang umumnya lebih mengikuti perkembangan teknologi. Dengan kolaborasi tersebut konten e-learning cita rasa lokal dapat dengan mudah dibuat di sekolah. Apalagi jika ditambah dengan sentuhan seni dari guru kesenian. Dengan model kolaborasi yang sama, masyarakat umumpun dapat membuat konten e-learning sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa kemudahan yang ditawarkan oleh e-learning sebaiknya diikuti dengan pengetahuan mengenai e-learning tersebut. Pengetahuan di sini berkutat di sekitar internet, perangkat elektronik, perangkat lunak, dan sistem operasi. Dengan cukupnya pengetahuan tersebut, akses terhadap e-learning dapat dilakukan dengan mudah.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Komunikasi dan Informasi berperan pula dalam pengembangan dan penetrasi e-learning. Peran tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan pembuatan konten e-learning, kemudahan akses internet, bantuan dalam perangkat elektronik atau materi ajar, dan lain sebagainya.

Dengan adanya semangat dari pihak guru, pengguna, dan pemerintah, diyakini perkembangan e-learning akan menuju ke arah yang lebih baik lagi. Hal ini akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia seiring dengan semangat masyarakat belajar dengan cara yang menarik.

No comments:

Post a Comment